3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata kajian yang spesifik yang sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
Kompetensi Dasar
3.1. Menghubungkan sistem reproduksi pada manusia dan gangguan pada sistem reproduksi dengan penerapan pola hidup yang menunjang kesehatan reproduksi.
4.1. Menyajikan hasil penelusuran informasi dari berbagai sumber terkait kesehatan dan upaya pencegahan gangguan pada organ reproduksi.
A. Pembelahan Sel
1. Pembelahan MitosisPembelahan secara mitosis menghasilkan dua sel anakan dengan materi genetik yang identik dari sel induk. Selama pembelahan sel, kromosom dan sitoplasma sama - sama dibagi ke dalam dua sel anakan. Jumlah kromosom sel anakan adalah 2n atau disebut dengan diploid.
Tahap- tahap pembelahan sel secara mitosis ada empat yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase.
a. Profase
Benang – benang kromatin memendek dan menebal membentuk kromatid
Kromatid berpasangan membentuk kromosom
Membran nukleus dan nukleolus menghilang
Pada sel hewan, sentriol mengalami pembelahan. Sentriol tersebut memisah menuju kutub yang berlawanan.
Benang spindel mulai mengatur diri sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk pancaran.
b. Metafase
Terbentuk benang spindel kromosom terlihat jelas
Kromosom berada di daerah ekuator sel
Setiap kromosom masih terdiri atas 2 kromatid yang terkait pada sentromernya
Pada setiap sentromer ada 2 kinetokor yang masing- masing dikaitkan degan benang spindel
c. Anafase
Benang – benang spindel memendek
Kromatid menuju kutub yang berlawanan
Mulai terjadi sitokinesis
d. Telofase
Kromatid telah sampai di kutub – kutub yang berlawanan
Kromatid menipis dan mempanjang menjadi kromatin
Kumpulan kromatin membentuk anak inti
Terbentuk membran nukleus di luar anak inti
Sitokinesis selesai, terbentuk dua sel anakan.
2. Pembelahan Meiosis
Meiosis atau pembelahan reduksi adalah pembelahan yang menghasilkan sel anakan dengan jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom sel induk.
a. Meiosis I
Meiosis I terdiri atas profase I, metafase I, anafase I, dan telofase I
1. Profase I
Leptoten, pada tahap ini berubah menjadi kromosom yang mengandung bentukan – bentukan seperti manik- manik
Zigoten, pada tahap ini membelah menjadi sentriol dan bergerak ke kutub berlawanan
Pakiten, setiap kromosom melakukan replikasi menjadi dua kromatid dengan sentromer yang masih menyatu
Diploten, kromosom homolog saling menjauhi sehingga terbentuk perlekatan berbentuk X yang disebut kiasma.
Diakinesis, di awal tahap ini kromosom kembali terbentuk
2. Metafase I
Kromosom homolog bergerak ke bidang equtor dengan sentromer mengarah ke kutub.
Masing – masing kromosom berikatan dengan benang spindel pada bagian sentromer
3. Anafase I
Kromosom homolog ditarik olah benang spindel ke arah kutub pembelahan homolog berpisah.
Membran sel mulai melekuk di bagian tengah.
Tujuan anafase I yaitu membagi isi kromosom diploid menjadi haploid
4. Telofase I
Retikulum endoplasma membentuk membran inti di sekitar kelompok pada kutub pembelahan
Nucleolus mulai terbentuk
Terjadi sitokinesis yaitu pembelahan sitoplasma menjadi dua bagian.
b. Meiosis II
Pada meiosis II terjadi pembagian kromatid tunggal dari setiap kromosom haploid kepada sel anakan dengan tahapan – tahapan sebagai berikut :
1. Profase II
Membran nukleus dan nukleolus mulai menghilang kembali
Sentomer membelah dan sepasang sentriol memisah menuju kutub – kutub yang berlawanan dan di antara keduanya muncul benang spindel yang memancar dari kedua sentriol
Waktu ini lebih singkat di bandingkan tahap lainnya
2. Metafase II
Setiap kromosom haploid tertarik ke bidang ekuator
Terbentuk benang – benang spindel, salah satu ujungnya melekat pada sentromernya khususnya di bagian kinetokor dan ujung lainnya membentang menuju kutub pembelahan yang berlawanan.
3. Anafase II
Spindel nenarik kromatid menuju kutub pembelahan yang berlawanan
Kedua kromatid bergerak menuju kutub yang berbeda
Pada akhir anafase, membran sel mulai melekuk
4. Telofase II
Kromatid dikutub berubah menjadi benang – benang kromatin
Membran nucleus dan inti haploid berbentuk
Kromosom menipis dan memanjang menjadi benang – benang kromatin
Terjadi sitokinesis sehingga terbentuk empat sel anakan haploid
B. Sistem Reproduksi
Reproduksi ( perkembangbiakan ) adalah suatu cara organisme menghasilkan individu yang memiliki sifat atau ciri – ciri yang sama atau menyerupai induknya untuk mempertahankan melestarikan jenisnya. Sistem reproduksi manusia terdiri atas kelenjar – kelenjar dan saluran – saluran untuk mengalirkan sel kelamin ke tempat fertilisasi dan membentuk embrio.
1. Sistem Reproduksi Pada Laki- Laki
Organ reproduksi laki- laki terdiri atas organ reproduksi luar dan organ reproduksi dalam. Organ reproduksi luar merupakan organ reproduksi yang terletak pada bagian luar tubuh dan dapat diamati secara langsung. Organ reproduksi luar laki – laki terdiri atas penis dan skrotum.
a. Penis
Penis tersusun atas jaringan otot yang mengandung banyak pembuluh darah dan saeaf. Penis berfungsi sebagai alat memasukan sel sperma ke dalam alat reproduksi wanita
b. Skrotum
Skrotum merupakan kantong kulit pelindung testis. Skrotum berfungsi mengatur suhu testis agar sesuai dengan kehidupan sperma. Organ reproduksi dalam, merupakan organ reproduksi yang terletak di bagian dalam tubuh dan tidak dapat diamati secara langsung. Organ reproduksi dalam terdiri atas testis, saluran reproduksi, dan kelenjar reproduksi.
a. Testis
Testis merupakan penghasil sperma dan hormone testosteron. Testis terdiri atas saluran – saluran yang disebut tubulus seminiferus. Saluran ini berfungsi sebagai sebagai tempat pembentukan sperma. Pada jaringan epidermis testis terdapat sel sertoli yang berfungsi memberi nutrisi bagi sel sperma. Pada dinding testis terdapat jaringan ikat dan sel leydig yang berfungsi menghasilkan hormon testosteron. Hormon testosteron berfungsi mengatur perkembangan dan fungsi alat kelamin laki- laki dan mengatur perkembangan ciri – ciri kelamin sekunder.
b. Salurn Repruduksi
Saluran reproduksi laki- laki berupa saluran yang panjang dari epididimis hingga uretra. Saluran reproduksi laki- laki terdiri atas beberapa saluran sebagai berikut,
Epididimis berjumlah sepasang dan berada di sekitar testis. Epididimis berfungsi sebagai tempat pematangan sel sperma.
Vas deferens berfungsi mengangkut sperma matang dari epididimis ke kantong sperma atau vesikula seminalis
Saluran ejakulasi berfungsi menyalurkan sperma matang dari veikul seminalis ke uretra
Uretra merupakan saluran kemih dan tempat untuk keluarnya sperm. Saluran ini memanjang hingga penis.
c. Kelenjar Reproduksi
1. Vesikula seminalis
Vesikula seminalais atau kantong semen adalah kelenjar berlekuk – lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. dinding vesikula seminalis menghasilkan makanan yang merupakan sumber nutrisi bagi sperma. Cairan vesikula seminalis bersifat basa.
2. Kelenjar prostat
Kelenjar ini terletak melingkar di bagian atas uretra di bawah kandung kemih. Kelenjar ini merupakan pensekresi semen yang langsung menyekresikan produknya menuju uretra melalui beberapa saluran kecil.
3. Kelenjar cowper
Kelenjar cowper terletak di sepanjang uretra di bawah prostat. Kelenjar cowper berfungsi menyekresikan mukus dan cairan bening yang menetralkan keasaman sisa urine dalam uretra dan keasam vagina.
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan dan pemsakan sel kelamin laki- laki. Sperma togenesis berlangsung di dalam testis. Proses pembentukan spermatozoa ( sel sperma ) dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon. Proses pemasakan spermatosit menjadi sel sperma di sebut spermatogenesis. Spermatogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari. Proses spermatogenesis diawali dengan sel – sel primordial diploid di dalam testis membelah berkali – kali dan membentuk spermagonium. Spermtogonium mengalami perkembangan dan membentuk spermatosit primer. Spermatosit primer membelah secara meiosis menjadi dua buah sel spermatosit sekunder. Tiap- tiap sel spermatosit sekunder membelah secara meiosis menghasilkan empat empat spermatid. Setiap spermatid mengalami pematangan menjadi sperma.
2. Sistem Reproduksi Pada Perempuan
Organ reproduksi perempuan terdiri atas organ reproduksi luar dan organ reproduksi dalam. Organ reproduksi luar pada perempuan terdiri atas vulva dan labium.
a. Vulva
Vulva adalah celah terluar dari organ reproduksi perempuan. Di dalam vulva terdapat saluran urine ( uretra ) dan saluran reproduksi ( vagina ).
b. Labium
Labium merupakan bagian yang membatasi vulva, ada dua pasang labium yaitu labium mayora dan labium minora. Pertemuan. Organ reproduksi dalam pada perempuan, Organ reproduksi bagian dalam terdiri atas, vagina, serviks, uterus, oviduk, dan ovarium
a. Saluran reproduksi
Vagina merupakan saluran akhir organ reproduksi terletak di bawah serviks. Vagina tersusun atas otot- otot yang elastis yang dilapisi selaput dara ( hymen )
b. Serviks
Serviks ( leher Rahim) merupakan bagian dasar rahim yang berbentuk melingkar yang berbatasan dengan vagina. Serviks tersusun atas bagian yang berserat dan berotot. Serviks berperan penting untuk mengalirkan darah ke vagina saat menstruasi , mengarahkan air mani ( sperma ) ke dalam Rahim, dan mendukung kepala janin saat akan dilahirkan.
c. Uterus ( Rahim)
Uterus merupakan muara oviduk, berotot tebal, dan sebagai tempat perkembangan janin. Pada perempuan yang tidak sedang hamil, oafda umumnya Rahim memiliki ukuran 5 cm. pada saat hamil, Rahim dapat mengembang hingga 30 cm sesuai ukuran janin yang dikandung. Uterus terdiri atas tiga lapisan, yaitu lapisan perimetrium, lapisan miometrium, dan lapisan endometrium
d. Oviduk ( tubafallopi )
Oviduk merupakan saluran reproduksi yang berperan sebagai jalan ovum dari ovarium menuju uterus serta sebagai tempat berlangsungnuya fertilisasi. Oviduk berjumlah sepasang yang ujungnya berbentuk seperti corong berjumbai – jumbai ( fimbriae) untuk menangkap sel telur. Bagian ini di sebut infundibulum.
e. Ovarium
Ovarium atau indung telur berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan panjang 3-4 cm. ovarium berada di sebelah kiri dan kanan rongga perut bagian bawah. Ovarium berperan secara bergantian ovum ( sel telur ). Umunya setiap ovarium menghasilkan ovum setiap 28 hari sekali. Ovarium jug menghasilkan hormone estrogen dan progesteron. Ovum yang dihasilkan ovarium akan bergerak ke saluran oviduk menuju uterus.
Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan dan pematangan sel kelamin perempuan. Oogenesis berlangsung di dalam ovarium. Proses oogenesis dipengaruhi oleh beberapa hormo, hormon – hormon tersebut dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Oogenesis dimulai dari pembelahan sel induk telur dan oogenium yang terdapat dai dalam ovarium. Sejak bayi masih dalm kandungan hingga dewasa, oogenium dalam ovarium mengalami perkembangan mengalami meiosis I menjadi oosit primer. Pada saat puber, oosit primer melanjutkan meiosis I. Pada meiosis I ini, oosit primer membelah menjadi dua sel yang berbeda ukuran. Sel yang berukuraan besar disebut oosit sekunder dan sel yang berukuran kecil disebut badan kutub primer. Oosid sekunder melanjutkan tahap meiosis I. Namun, meiosis II ini tidak diselesaikan sampai tahap akhir, melainkan berhenti sampai terjadi ovulasi. Pembelahan oosit sekunder menghasilkan satu ootid dan satu badan kutub sekunder. Jadi, dari meiosis II dihasilkan satu ootid dan tiga badan kutub sekunder. Sementara itu, ootid akan berkembang membentuk ovum atau sel telur. Pelepasan ovum yang berupa oosit sekunder dri ovarium disebut ovulasi.
Siklus Menstruasi
Mentruasi atau haid adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai peluruhan endometrium. Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh sperma. Pada umumnya siklus menstruasi berlangsung selama 28 hari. Siklus tersebut terdiri atas beberapa fase sebagai berikut,
Fase menstruasi, terjadinya pada hari ke 1 hingga ke 5dari siklus menstruasi. Fase ini dimulai saat produksi progesteron dihentikan. Pada fase ini dinding Rahim yang semula menebal akan meluruh yang disertai pendarahan.
Fase proliferasi atau ovulasi, terjadi pada hari ke 6 hingga ke 14. Fase ini merupakan tahap penyembuhan pembuluh – pembuluh darah yang pecah pada saat terjadinya menstruasi. FSH mulai diproduksi untuk memacu pematangan ovum di ovarium. Pada saat yang sama estrogen juga dihasilkan untuk memacu penebalan dinding Rahim. LH merangsang terjadinya ovulasi. Ovulasi biasa terjadi pada hari ke 14 di hitung sejak hari pertama menstruasi.
Fase sekresi, terjadi pada hari ke 15 hingga hari ke 28 setelah menstruasi. Pada fase ini hormon progerteron memacu memacu terjadinya penebalan dinding Rahim. Apabila terjadi pembuahan, produksi progesteron dialnjutkan. Selain itu hormon estrogen juga diproduksi, hormon ini berperan dalam proses implantasi embrio.
C. Kelainan Pada Sistem Reproduksi
Penyakit pada sistem reproduksi pada umumnya terjadi akibat infeksi mikroorganisme tertentu. Penyakit ini dapat menular melalui hubungan seksual, cairan darah melalui jarum suntik terutama pada pengguna narkoba, tranfusi darah, serta dari ibu hamil kepada bayinya. Mikroorganisme yang dapat mengakibatkan penyakit pada organ reproduksi dapat berupa bakteri, virus dan jamur. Beberapa penyakit yang dapat menyerang sistem reproduksi manusia.
1. Keputihan
Penyakit keputihan ditandai dengan kelurnya cairan kental berwarna putih dari vagina. Cairan ini biasanya berbau tidak sedap dan mengakibatkan gatl- gatal di daerah vagina. Keputihan terjadi karena infeksi jamur chlamydia trachomatis disebut klamidiasis. Keputihan akibat infeksi oleh jamur candida albicans disebut kandidiasis.
2. Gonorhoe (GO) atau Kencing nanah
Gonorhoe disebebkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoea. Penyakit ini dapat menyernagh laki- laki maupun perempuan, secra umum berikut gejala – gejala penyakit GO adalah sebagai berikut
Keluar nanah dari saluran kencing sehingga saat buang air kecil terasa sakit.
Alat kelamin terasa sakit dan gatal
Pada perempuan, nyeri di perut bagian bawah disertai keputihan dengan bau tidak sedap. GO dapat disembuhkan dengan mengkonsumsi antibiotik. Apabila terlambat diobati GO dapat menyebabkan kemandulan.
3. Sifilis ( raja singa)
Sifilis disebabkan oleh Treponema palladium, gejalanya sebagi berikut
Timbul luka pada alat kelamin, rektum, lidah atau bibir tetapi tidak terasa sakit
Terjadinya pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh.
Timbul bercak kemerahan terutama di telapak tangan dan kaki. Selama menderita penyakit ini, gejala- gejala tersebut tidak akan hilang. Sifilis dapat mengakibatkan kebutaan. Penularan sifilis melalui kontak langsung luka dikulit denga selaput lender dan cairan tubuh.
4. Herpes genitalis
Herpes genitalis disebabkanoleh virus herpes simplex , penyakit ini ditandai dengan gejala- gejala berikut,
Timbul bintil – bintil berisi cairan dan terasa sakit. Bintil – bintil dapat muncul di alat kelamin, dubur atau mulut
Alat kelamin terasa gatal dan panas
5. Protatis
Protatis adalah kelainan pada prostat akibat adanya inflamasi pada kelenjar prostat. Salah satu bakteri penyebab prostatitis adalah Escherichia coli. Prostatitis umumnya terjadi pada laiki- laki yang berusia 25- 50 tahun.
6. Epididimitis
Epididimitis ini adalah peradangan pada saluran reproduksi pria (epididimis). Penyebab epididimitis dapat bermacam – macam, antar lain akibat iritasi oleh zat kimia, komplikasi prostatektomi. Infeksi yang dipicu mikrooganisme tertentu. Gejala yang menyertai penyakit ini adalah nyeri dan pembengkakan pada skrotum, keluar nanah, dan terdapat darah dalam semen ( cairan sperma)
7. AIDS
AIDS (acquired immune deficiency syndrome) disebabkan oleh HIV (humas immunodeficiency virus ). Virus ini merusak sistem kekebalan tubuh penderita. Gejala yang dialami,
Berat badan menurun lebih dari 10% dalam waktu singkat
Kelainan kulit dan iritasi ( gatal )
Demam tinggi berkepanjangan
Sakit kepala terus – menurus
Diare kronis
Batuk
Upaya pencegahan penyakit reproduksi perpustakan atau kesehatan sistem reproduksi
Membersihkan alat kelamin bagian luar menggunakn air bersih setelah buang air.
Menjaga alat kelaminluar agar selalu kering, missal di lap menggunakan tisu setelah terkena, daerah lembap cocok untuk berkembang biaknya bakteri dan jamur.
Menggunakan celana dari bahan yang menyerap keringat dan tidak terlalu ketat serta menggantikan celana dlam 2- 3 kali sehari
Menghentikan kebiasaan menahan buang air. Menahan buang air dapat mengakibatkan urine menetes sehingga membasahi celana dalam.
Memotong rambut yang ada disekitar kemaluan reproduksi jika sudah panjang. Rambut yang terlalu panjang dapat menjadi sarang kuman.
Rajin olahraga dan banyak mengonsumsi buah dan sayur. Sayur dan buah mengandung vitmin serhingga dapat meningkat daya tahan tubuh terhadap infeksi mikroorganisme
Segera memeriksa diri ke dokter apabila ada keluhan.
Masyarakat khususnya remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang benar . mengenai pergaulan dengan informasi yang benar, di harapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai pergaulan kehidupan bersosial di masyarakat.
By Mahfud Jauhari
Instagram : @mahfudjauhari
SnacVidio : @MahfudJauhari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan Komentar